Oleh Mohammad Abdullah Mukhbar Mizda (Gus Mamad)
Wali yang dengan barokah Mereka, Allah berikan kita aman, dan tentram.
Dalam istilah jawa ada Memayu hayuning bawono, Membuat dunia menjadi indah.
Poster ilustrasi oleh M Nuskan Abdi |
Sebagaimana Baginda Nabi Muhammad dawuh:
الابدال في امتي ثلاثون بهم ترزقون وبهم تمطرون وبهم تنصرون
“Wali Abdal di kalangan umatku ada 30 orang, berkat mereka kalian diberi rezeki, berkat mereka kalian diberi hujan, dan berkat mereka kalian mendapat pertolongan. “ (Tafsir ibn katsir).
Syeikh Abdul Qodir Jaelani sebagai Sulthonul Aulia, pemimpinya para wali, tentu termasuk yang otoritatif dalam menjelaskan istilah wali.
Wali badal menurut Beliau adalah
والبدل لا يهتم بشيء بل يفعل الاشياء وهو في غيبته مع ربه عز وجل وفناءه فيه
والبدل مسلوب الاختيار
Mereka Tidak punya “ikhtiyar”, gak kekarepan sendiri. Mereka memilih untuk tidak memilih. “Maslubul ikhtiyar“
Tetapi tetap يحفظ بحدود الشرع
Wali badal ketika ditanya kenapa semangat berdakwah, ngaji di pondok, baik sama semua orang mau berpayah-payah menjaga indonesia ?
Jawabnya :
Saya tidak memilih koq Yaa Allah, ini pilihan Panjenengan semua, karena mengaji, beribadah, sayang pada semua orang , ikhtiar merawat indonesia adalah perintah panjenengan
Habib luhtfi bin Yahya Pekalongan pernah dawuh, “Ciri-cirine wali abdal nek sedo, bala mandap.
Contone mbah Nur Pemalang sedo, jembatan kali Comal putus, banjir, padahal mboten nate Pemalang Petarukan blas banjir, tapi koq banjir” (Ciri-ciri wali abdal kalau wafat, musibah turun. Contohnya mbah Nur Pemalang wafat, jembatan sungai Comal putus, banjir, padahal tidak pernah Pemalang Petarukan sama sekali banjir, tapi ini banjir).
Menurut sufi besar Syeikh Ma’ruf Alkarkhi, karakter khas Wali Abdal adalah : welas dengan umat serta masyarakat.
Mereka sering berdoa Allahumarham ummata Muhammad
“Ya Allah kasihanilah umat baginda Nabi Muhammad “.
0 Comments