Selamat Datang di Blog GP Ansor Ranting Kranji


Informasi dan Pemesanan Klik pada Gambar

Beda Keras dan Kasar

Poster Ilustrasi dari M. Nuskan Abdi




Oleh : Haibani Abi Dzarin

Keras sama kasar beda kan yak?

Nenek saya tercinta Mbah Yam Allahu yarhamha dulu terkenal berwatak 'keras' dan itu saya rasakan sendiri selama hidup satu atap bersama beliau.

Seperti, ketika Ibuk saya menyapu rumah, aturannya harus pakai ritme yang pas menurut beliau yaitu dari ruang belakang sampai ke ruang depan, nggak boleh dibalik atau improvisasi sendiri misal dari kamar dulu. 

Habis makan harus 'ngasahi' (red. Mencuci) piring, gelas sendiri, nggak ada alasan 'nanti aja' atau sekalian menunggu piring, gelas kotor banyak.

Wak Um, bakul (red. Penjual) sarapan keliling langganan nenek saya harus datang tepat waktu jam setengah tujuh pagi, telat sedikit pasti akan kena marah beliau.

Sebelum saya bobok, harus ke kamar beliau buat salim mencium tangan beliau, semacam ritual wajib menjelang tidur.

Tapi, sekeras dan segalak apapun Mbah Yam, belum pernah sekalipun saya mendengar beliau bilang, "anak nakal, anak ndableg, anake sopo sih kowe, anak gembeng, anak alay, anak kadal, anak kafir, anak ayam,  anak singkong, anak wedhus lan sak piturute."

Walaupun sebetulnya saya memang termasuk 'anak nakal' karena pernah memecahkan piring keramik kesayangan beliau dan konon itu hadiah terindah dari sang suami, Mbah Sanur. 

Lahuma al-Fatihah


Artikel asli diposting oleh Haibani pada dinding facebooknya.

Post a Comment

0 Comments