Oleh : M. Nuskan Abdi (Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Ranting Kranji)
Banyak Kyai dan pengurus struktural NU dipanggil kembali oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Data dari PP RMINU menyebutkan, ada sekitar 207 Kyai dan pengurus struktural NU yang meninggal di tahun 2020, innalillahi wa inna ilaihi roji'un...
Sedikit menilik kebelakang pada saat sedang ramainya pandemi Covid-19, tak sedikit warga NU yang notabene menjadi mayoritas di Indonesia, tampak acuh dengan protokol kesehatan yang digaungkan oleh pemerintah, masih abai dengan gerakan 3 M, memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin dan menjaga jarak aman minimal 1,5 meter. Padahal PBNU selaku induk dari struktural NU telah mengeluarkan himbauan kepada Nahdliyyin untuk sementara tidak berkerumun dengan banyak massa, toh masih melakukannya, agar bisa menjaga diri dengan mematuhi prokes covid-19, tetapi lagi-lagi masyarakat abai dengan anjuran dan himbauan PBNU. Bukan hanya warga Nahdliyyin secara umum saja, bahkan tidak sedikit pengurus struktural di pimpinan wilayah sampai pimpinan ranting yang tidak mengindahkan anjuran ini. Miris.
Mbah Kyai Haji Mustofa Bisri yang akrab dipanggil Gus Mus yang juga sebagai Mustasyar PBNU, dalam postingannya di media sosial pribadi beliau, getol menyuarakan gerakan memakai masker dengan statemen yang paling populer dari beliau adalah “Aku menyayangimu dan menghormatimu, maka aku memakai masker. Mari galakkan Gerakan Memakai Masker".
Dari Kyai NU sendiri getol menyuarakan gerakan memakai masker, PBNU sebagai induk organisasi mengeluarkan anjuran memakai masker, pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan juga menyosialisasikan gerakan 3M, lantas kenapa kita yang mendapuk diri sebagai Garda Terdepan Pembela NKRI tidak manut dengan dawuh kyai, himbauan induk pengurus organisasi dan bahkan pemerintah ?.
Pengurus Pusat (PP) Rabhitoh Ma'hid Islamiyah (RMI) NU, sebagai wadah perkumpulan pondok pesantren NU, juga telah menghimbau kepada para santri, untuk sementara tidak sowan dulu ke ndalem kyai, dan masih banyak lagi anjuran-anjuran dari struktural NU yang sangat sering kita acuhkan. Lantas dimana letak Ta'dhim kita, yang mengaku Saya Bangga Menjadi Warga NU ?.
Dalam momen harlah ke 95 ini, mari bersama muhasabah, sebagai Nahdliyyin, sudahkah kita membesarkan organisasi amanah dari para Mu'assis NU ? atau justru acuh dengan Jam'iyyah (struktural) dengan mendapuk diri, bagian dari Jama'ah (kultural) saja ?.
1 Comments
MasyaAllah
ReplyDelete