Selamat Datang di Blog GP Ansor Ranting Kranji


Informasi dan Pemesanan Klik pada Gambar

DAKWAHI DIRI SENDIRI DAHULU, ISLAMKAN DIRI TERLEBIH DAHULU.

Bulan Desember ini, adalah bulan sibuk traffic media sosial mengomentari perkara mengucapkan "Selamata Natal dan Tahun Baru" kepada umat agama lain. Menjadi suatu jadwal yang tak tertulis, orang-orang dari berbagai disiplin ilmu saling adu argumen mengenai fenomena tersebut. Tak jarang dari mereka sampai saling Misuhi antar pengguna sosial media lain yang tak sefaham dengan mereka, ada yang menggunakan sindiran melalui meme, ada yang menggunakan tulisan sarkasme yang kemudian diposting di timeline media sosialnya dan beberapa metode lain. Mau sampai kapan, schedule tahunan itu akan terus didengungkan?. Mau sampai kapan, Indonesia khususnya kalangan Muslim, akan mengeluarkan energi untuk mengurusi perkara ini?.


Menengok sejarah Indonesia jaman dahulu, ketika walisongo menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat Indonesia kala itu yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Hindu dan bahkan masih menganut ajaran nenek moyang. Ketika mencoba me-reka-reka kejadian sekarang yang diaplikasikan pada masa dahulu, saya dan keluarga moyangsaya-pun (mungkin) tak memeluk agama penuh cinta kasih ini, (karena sudah keburu dikafirkan dan dikucilkan). Wallahu a'lam.

Lebih jauh lagi, dakwah yang dilakukan pada zaman Rasulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam. 
Kita semua tahu, Rasulullah setelah mendapatkan perintah untuk menyebarkan risalah kepada kaum Quraisy Arab menggunakan metode sembunyi-sembunyi, tetapi bukan disitu titik tekan penyampaian dakwah beliau. Sebelumnya, Rasulullah memang dikenal dengan pribadi yang demokratis, penyayang, lembut cara bicaranya, sopan dan lain sebagainya. Itulah yang sepatutnya kita contoh dari beliau, karena memang titik tekan dari diutusnya Rasulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam adalah menyempurnakan akhlaq manusia. Setelah masyarakat Makkah mengenal Rasulullah karena akhlaqnya, barulah Allah mengutus beliau untuk menyampaikan ajaran islam ke orang-orang terdekatnya dan barulah kemudian kepada masyarakat luas.

Tetapi, saat sekarang justru terbalik, masyarakat dulu yang disuruh untuk berlaku islami, kemudian orang terdekat dan kadang dirinya sendiri sampai lupa, sudah seberapa islamkah dirinya?. Sudah berapa persenkah penyempurnaan Akhlaqnya seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah?.

Inilah yang patut kita contoh dari beliau, seperti dawuh-nya KH. A. Musthofa Bisri atau yang sering dikenal Gus Mus, "Berlaku Keraslah Terhadap diri Dalam Hal Keimanan, tapi Lemah Lembutlah Kepada Orang Lain", sehingga perbaikan diri menuju kesempurnaan Akhlaq seperti yang diperintahkan Allah kepada Rasulullah telah tercapai, MENYEMPURNAKAN AKHLAQ.

Wallahu a'lam.

Post a Comment

0 Comments